Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini hari spesial. Menurut keluargaku seperti itu. Menurutku tetanggaku seperti itu. Menurut teman-temanku seperti itu. Tapi tak ada yang tanya menurutku.
Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini hari spesial. Aku tampak cantik dalam balutan gaun putihku. Dalam balutan kain motif batikku. Dalam balutan bedak tebal mukaku. Tapi tak ada yang bisa membalut hatiku.
Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini hari spesial. Aku duduk di singgasana layaknya putri raja. Semua orang terpesona menatapku. Aku duduk di samping raja. Raja yang tak kuurusi namanya. Aku hanya sekilas saja melihat mukanya.
Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini spesial. Mereka semua tertawa. Riang. Senang. Hingar. Bingar. Tapi hanya aku saja yang nanar.
Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini spesial. Tanpa perlu aku tahu, aku telah menjadi Siti Nurbaya baru. Tidak... tidak... disampingku bukan Datuk Maringgi. Aku lega karena memang bukan si Datuk Maringgi. Tapi dia juga bukan si Samsul Bahri.
Namaku Sari. Aku baru saja lulus SMP. Hari ini spesial. Aku lah si gadis berbakti dengan orang tuanya. Semua perintah terlaksana tanpa banyak tingkah. Tanpa banyak bantah. Tanpa banyak alasan kureka. Dan karena itulah... hari ini aku menikah tanpa tahu bahagia itu apa.